Senin, 16 April 2018

Tugas Riset Informatika - 3


Rangkuman Talkshow Smart City
Transformasi Digital Menuju Kota Cerdas

a.       Definisi smart city
Smart yang di maksud adalah cerdas dalam melakukan pemabungan kotanya dengan cara melihat ke depan. Pendekatan pembangunan kota yang melihat ke depan menuju kota cerdas mempertimbangkan isu-isu, seperti kontribusi, ketegasan diri, kemandirian, dan kesadaran. Konsep kota cerdas ini membicarakan pemanfaatan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya mengenai teknologi informasi dan komunikasi, tapi juga mengenai teknologi transformasi modern.

b.      Komponen smart city
-          Living
-          People
-          Branding
-          Governance
-          Economy
-          Environment

c.       Internet Of Things (IoT)
Internet of Things atau yang disebut IoT adalah salah satu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IoT juga salah satu objek penunjang dari terwujudnya Smart City.

d.      Open Source
Istilah tentang software yang source codenya bersifat bebas. Artinya dapat di modifikasi juga dapat di kembangkan dan sangat mudah memperolehnya serta tidak berbayar.

e.       Transformasi Digital
Perubahan secara digital yang terjadi di tiap aspek kehidupan masyarakat.

Kamis, 05 April 2018

Tugas Riset Informatika - 2


Nama : Christian Ramba Pasali
Angkatan : 2010
Judul : Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan metode forward chaining berbasis mobile

Kelebihan :
Kelebihan dari Skripsi yang berjudul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan metode forward chaining berbasis mobile ini yaitu menggunakan Bahasa-bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan orang awan yang ingin membacanya bisa dengan mudah di mengerti.

Kekurangan
Kekurangan dari Skripsi yang berjudul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan metode forward chaining berbasis mobile ini yaitu pada BAB IV mengenai Analisa dan pembahasan lebih tepatnya pada penjelasan gambar tentang jaringan semantic dan juga pohon keputusan penjelasan kurang jelas. Dan juga tidak di jelaskan sebelumnya tentang symbol-simbol yang akan di pakai di jaringan semantic maupun pohon keputusan


Kamis, 15 Maret 2018

Tugas Riset Informatika - 1

Jenis-jenis penelitian

A. Penelitian menurut tujuan
1. Penelitian murni : Penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu administri atau manajemen.
2. Penelitian terapan : penelitian yang diarahkan untuk mendapakan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

 B. Penelitian menurut metode
1. Penelitian survey : penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap[I data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable.
2. Penelitian Ex post facto : penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
3. Penelitian eksperimen : penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Tredapat empat bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan quai experimental.
4. Penelitian naturalistic : penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah.
5. Policy research (penelitian kebijaksanaan) : penelitian yang dilakukaan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
6. Action research : penelitian yang bertujuan untu mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.
7. Penelitian evaluasi : penelitian yang berfungsi untuk menjelaska fenomena suatu kejadian, kegiatan dan product.
8. Penelitian sejarah : penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu.

C. Penelitian menurut tingkat explanasinya
1. Penelitian deskriptif : Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain.
2. Penelitian komparatif : Penelitian yang bersifat membandingkan.
3. Penelitian asosiatif : Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable atau lebih.

D. Penelitian menurut jenis data dan analisisnya
1. Penelitian kualitatif : Penelitian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar)
2. Penelitian kuantitatif : Penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan

Sumber :
http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2017/03/jenis-jenis-penelitian/

KKNI

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan.

KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional, dan sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia nasional yang bermutu dan produktif.  

KKNI menyatakan sembilan jenjang kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang produktif. Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNI secara komprehensif mempertimbangkan sebuah capaian pembelajaran yang utuh, yang dapat dihasilkan oleh suatu proses pendidikan baik formal, non formal, informal, maupun pengalaman mandiri untuk dapat melakukan kerja secara berkualitas. Deskripsi setiap jenjang kualifikasi juga disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni, serta perkembangan sektor-sektor pendukung perekonomian dan kesejahteraan rakyat, seperti perindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan aspek lain yang terkait. Capaian pembelajaran juga mencakup aspek-aspek pembangun jati diri bangsa yang tercermin  dalam  Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yaitu menjunjung tinggi pengamalan kelima sila Pancasila dan penegakan hukum, serta mempunyai komitmen untuk menghargai keragaman agama, suku, budaya, bahasa, dan seni yang tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia.


Penelitian TI
Penelitian TI : Penelitian atau riset di bidang teknologi informasi dalam memecahkan masalah yang ada.
 1. Penelitian Murni TI : penelitian yang berusaha memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul terkait bidang TI dengan mencari solusi-solusi yang bersifat fundamental. Biasanya penelitian ini mempelajari teori yang telah ada dan mengembangkan teori fundamental terkait lainnya.
2. Penelitian Terapan TI : penelitian terapan mengacu pada penelitian yang memanfaatkan teori atau metode yang telah di kembangkan orang lain dalam cakupan penelitian murni TI, di dalam pengembangan penelitian lanjutan.
3. Penelitian Pengembangan Sistem : system yang dapat di pergunakan langsung oleh pengguna seperti system informasi dan system jaringan. Penelitian ini umumnya menerapkan berbagai teori atau metode yang telah di kembangkan baik dalam cakupan penlitian murni maupun terapan seperti dalam system database, Bahasa pemrograman, konsep jaringan dan lain-lain.
4. Penelitian Terkait Penggunaan dan Manajemen TI : penelitan terkait dengan keilmuan-keilmuan seperti ini juga banyak dilakukan. Walaupun masih dalam ruang lingkup TI, penelitian jenis ini mungkin lebih banyak dikaitkan dengan penelitian di bidang kemasyarakatan, karena yang menjadi objek penelitan biasanya adalah user/pengguna TI, administrator TI atau provide TI. Sehingga kemungkinana untuk menerapkan metodelogi penelitian seperti halnya penelitian di bidang social kemasyarakat sangat besar

Sumber :

https://www.dictio.id/t/penelitian-research-bidang-ilmu-komputer/3029



Rabu, 15 Maret 2017

Aplikasi yang di pakai di perusahaan 21 Cineplex Group

Aplikasi yang di pakai di 21 Cineplex Group

1.      21 Cineplex
      Aplikasi yang pakai untuk membeli tiket secara online. Fitur yang ada di dalam aplikasi tersebut adalah bisa membeli tiket secara online, melihat jadwal tayang, dan melihat film yang akan di tayangkan

2.      Aplikasi untuk mencari bioskop terdekat
      Aplikasi ini di sarankan untuk perusahaan ini karena dengan aplikasi ini para penonton bisa mencari bioskop terdekat dengan lokasi dari penonton tersebut

3.      Aplikasi untuk melihat rating dari film-film yang telah di rilis
      Aplikasi ini disarankan untuk perusahaan ini karena dengan aplikasi ini para penonton bisa melihat rating dari film-film yang akan tayang. Dan aplikasi ini mempunyai fitur untuk bisa merekomendasikan penonton untuk menonton film yang best seller ataupun film dengan rating yang tertinggi.

Senin, 06 Maret 2017

Kelebihan dan kekurangan 21 Cineplex Group

Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital. ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari system yang ada di Cineplex 21 Group

Kelebihan :
1.      Para pembeli sudah bisa membeli tiket tanpa menganti yaitu dengan menggunakan Aplikasi yang ada. Dengan cara mengisi top up yang ada pada teller di Bioskop ataupun mentransfernya via bank.
2.      Web ini memiliki bahasa yang siapapun bisa di mengerti bagi semua orang yang melihat ,karena jika bahasa situs web tersebut sulit untuk di mengerti maka user tidak akan banyak yang mengunjunginya.

Kekurangan :
1.      Pada aplikasi ataupun web, pengguna dan penyedia tidak bisa berinteraksi langsung secara online supaya pengguna tidak harus dating ke tempat bioskop

2.      Pada tampilan aplikasi di smartphone, resolusi aplikasi yang di tampilkan di smartphone tidak sesuai. Sehingga membuat User Interface-nya agak sedikit tidak enak di pandang mata dan berkesan tidak bagus

Minggu, 26 Februari 2017

21 Cineplex Group


Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital, THX dan yang terbaru Dolby Atmos. Cineplex 21 Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1986, hingga Juni 2015, Cineplex 21 Group memiliki total 1240 layar yang tersebar di 33 kota di 146 lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana.

A.      Sejarah
Studio 21 pertama dibangun di Jalan MH Thamrin Kav 21 oleh Sudwikatmono pada tahun 1986, setelah berhasil melakukan ujicoba sinepleks dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa layar. Studio pertama, Sinepleks di Kartika Chandra ini juga bekerjasama dengan Raam Punjabi. Nama "21" diambil dari nomor kaveling jalan MH Thamrin di lokasi Studio 21 pertama dibangun. Namun, ada juga yang mengatakan, bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari Su-Dwi-kat-Mono. Saat ini, Gedung Studio 21 pertama tersebut sudah berubah menjadi gedung pencakar langit BII Tower. Pada tahun 1999 Sudwikatmono melepaskan kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada partnernya, Benny Suherman dan Harris Lesmana

B.      Pembagian Bioskop
Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda.





    a.      Cinema 21
CINEMA 21 memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh Nusantara sebelum Cinema XXI berdiri. Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju.
Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema 21 lagi. Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21.
Pada umumnya Cinema 21 telah dilengkapi tata suara Dolby Digital, dan bahkan beberapa di antaranya yang merupakan Cinema 21 versi terdahulu telah bersertifikat THX, seperti Hollywood KC 21 (Kini Hollywood XXI), Megaria 21 (Kini Metropole XXI), Mega 21 (Kini Pluit Village XXI), Puri 21 (Kini Puri XXI), Anggrek 21 (Kini Anggrek XXI), Citra 21 (Kini Citra XXI), GM 21 (Kini GM XXI), Atrium 21 (kini Atrium XXI), Arion 21 (Kini Arion XXI), Setiabudi 21 (Kini Setiabudi XXI) untuk area Jakarta. Tidak hanya itu, beberapa Cinema 21 bahkan mengadaptasi suasana dan kenyamanan yang setara dengan Cinema XXI. Namun sekali lagi, hal itu berdasarkan pangsa pasar yang dituju dan perjanjian dengan pengelola mal. Total seluruh jaringan bioskop Cinema 21 yaitu ada 29 buah




    b.      Cinema XXI
Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X'nter pada bulan Januari 2004, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Tanggal 1 Juli 2014 adalah hari terakhir beroperasinya Cinema XXI di tempat ini
Mayoritas film-film yang diputar di Cinema XXI merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.
Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain, dan penggantian kursi studio.
Setiap tahunnya, kemunculan Cinema XXI di kota-kota besar terus meningkat, menggantikan kemunculan Cinema 21. Tidak hanya itu, beberapa Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan.
Di penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai. Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih terus bertambah, seiring dengan perkembangan film-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya.
Pada November 2013, Cinema XXI memperkenalkan sistem suara Dolby Atmos, pertama kali diluncurkan di Studio 1 Epicentrum XXI, dan ditahun 2016 ini sistem suara Dolby Atmos sudah tersebar di 40 Studio di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Manado.
Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21 adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, cafe, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI. Total seluruh jaringan bioskop Cinema XXI yaitu ada 111 buah




   c.       The Premiere
Ditargetkan untuk pecinta film yang menginginkan fasilitas yang lebih mewah, terdapat pula The Premiere, suatu konsep bioskop yang diperlengkapi dengan segala kemewahan yang ada, termasuk di dalamnya lobby khusus, kursi khusus layaknya kelas bisnis di dalam sebuah pesawat, dan juga selimut serta kemewahan-kemewahan lainnya.
The Premiere hingga saat ini sudah hadir di beberapa kota besar di Indonesia. The Premiere mematok harga Rp 60.000 - 150.000. Bandung merupakan kota pertama yang menghadirkan The Premiere di luar Jakarta. Dibuka pada tanggal 1 Mei 2009, The Premiere di Bandung terletak di Ciwalk XXI dengan harga Rp 50.000. Mulai 2010, The Premiere juga ada di Surabaya, terletak di mal Grand City dan Lenmarc. Tahun 2011, The Premiere ketiga di Surabaya juga dibuka di Ciputra World Surabaya , Dan Tahun 2015 The premiere juga ada di Mall Tunjungan Plaza 5. Tahun 2012, The Premiere keempat di Bali dibuka di Beach Walk. Total seluruh jaringan bioskop The Premiere yaitu 45 buah



    d.      IMAX
IMAX pertama yang dibuka oleh 21 Cineplex dibuka di Gandaria City pada 4 Mei 2012 dengan film The Avengers sebagai film pertama yang diputar. Bioskop IMAX Gandaria City memiliki layar dengan luas 11 x 20 meter dengan kapasitas 391 kursi. Studio IMAX yang kedua dibuka setahun kemudian, berlokasi di Mall Kelapa Gading pada 24 April 2013 dengan film Iron Man 3. Bioskop IMAX Gading XXI ini memiliki layar yang lebih besar dari IMAX di Gandaria City dan juga kapasitas tempat duduk yang lebih banyak, dengan 539 kursi. Total seluruh jaringan bioskop IMAX yaitu 5 buah