Senin, 04 Juni 2018

Tugas Jurnal


Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Siau Tagulandang Biaro berbasis Android


Brando Margendy Bogar
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,
Email: brandobogar@gmail.com



Abstract Siau Tagulandang Biaro regency is one of the districts that based on geographical location has active volcano and with high rainfall often lead to landslides. To reduce the impact of natural disaster,  we need a system that can determine the area including the frequent of natural disaster. With this system is hopely can take the action of natural disaster prevention that will happen. This  Geographic Information System was built using java programming languages, javascript and QGis as map processing software, geoserver, googlemaps API.

Keywords: GIS, Natural Disaster, Disaster-prone Map,.

AbstrakKabupaten Siau Tagulandan Biaro adalah salah satu kabupaten yang berdasarkan letak geografisnya memiliki gunung berapi aktif dan dengan curah hujan yang tinggi sering mengakibatkan tanah longsor. untuk membantu meminimalisir dampak dari bencana alam, maka di buatlah sebuah sistem yang menentukan daerah yang termasuk daerah yang sering terjadi bencana alam. dengan menerapkan sistem ini diharapkan mampu membantu untuk melakukan tindakan pencegahan bencana alam yang akan terjadi. sistem pemetaan daerah rawan bencana ini di bangun menggunakan bahasa pemrograman java, javascript dan QGis sebagai perangkat lunak pengelolah peta, geoserver, googlemaps API.

Kata kunci: SIG, Bencana Alam, Peta Rawan Bencana

 

 

 

I. PENDAHULUAN

Teknologi informasi merupakan bagian dari kebutuhan dalam memberian suatu informasi yang dibutuhkan oleh pengguna baik untuk menyimpan, mengelola dan menganalisi serta memanggil data. Agar data yang dibutuhkan tersebut menjadi lebih efektif dan lebih efisien, salah satunya pemanfaatn dalam system informasi geografis. SIG adalah suatu system berbasis computer untuk menangkap, menyimpan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, dan menampilkan data dengan peta digital. Pada penelitian ini, penulis akan memanfaatkan teknologi SIG untuk data daerah rawan bencana
Keberadaan suatu wilayah tidak bisa terlepas dari adanya potensi bencana alam sehingga harus siap pula untuk menghadapi bencana tersebut. Indonesia memiliki kondisi alam yang tergolong rawan terhadap bencana-bencana seperti gempa, tsunami, dan longsor.
Bencana yang terjadi di Kabupaten Sitaro sering menimbulkan permasalahan yang kompleks juga dalam hal ini penyampaian informasi yang dilakukan BPBD Kabupaten Sitaro masih menggunakan berupa peta tematik saja, sehingga masyarakat kurang mengetahui titik mana saja yang rawan terhadap bencana longsor secara lebih detail. Disamping itu juga diperlukan penataan dan perencanaan yang matang dan terpadu agar proses penyelenggaraan penanggulanan bencana dapat berjalan dengan sistematis dan terkoordinasi sehingga dapat memberikan perlindungan pada masyarakat Kabupaten Sitaro.
Dengan berkembangan teknologi internet dan popularitas penggunaan smartphone, maka sangat memungkinkan untuk menggabungkan teknologi internet, system informasi geografis dan smartphone, yang kemudian membentuk teknologi system informasi geografis yang bias di akses lewat smartphone. Adapun tujuan dari dibuatnya system ini adalah sebagai berikut :
a.        Membuat system informasi geografis yang bias menampilkan peta daerah rawan bencana alam berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Sitaro
b.       
Membuat system informasi geografis yang bisa mengelolah data dan informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro

A.      Sistem Informasi Geografis
System informasi geografis adalah system informasi khusus yang mengelolah data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan) atau dalam arti yang lebih sempit, adalah system computer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya dalam database. Teknologi system informasi geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bias membantu perencanaan untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basa (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

B.      Bencana Alam
Bencana alam adalah peristirwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meotde waterfall yaitu memecah sebuah proyek berdasarkan aktifitas, untuk membuat perangkat lunak, terlebih dahulu harus melakukan kegiatan tertentu, yaitu rekayasa system, analisis system, desain system, pengkodean (Coding), pengujian dan pemeliharaan (maintenance). Aktifitas yang terdapat di dalam metode waterfall terdapat pada  gambar 1 :

                Gambar 1 Metode Waterfall
a.        System / Information Engineering and Modeling.
Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Dalam tahapan ini pennulisi menganalisis kebutuhan dari semua elemen sistem dan menganalisa keinginan user, meliputi input, proses hingga output, waktu pengerjaan, ukuran dan jumlah data yang ditangani dengan melakukan wawancara kepada ketua pelaksana untuk mendapatkan data yang akurat.
b.       Software Requirements Analysis.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Dalam penelitian ini penulis menganalisa dari data yang ada serta mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibangun yang menunjang dalam pengembangan sistem informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro. Adapun analisa ini menggunakan flowmap sistem yang berjalan.
c.        Design.
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Dalam pengembangan sistem informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro ini penulis menggunakan tool Use Case, Activity Diagram, Sequence Diagram, rancangan database dan file, rancangan data dan rancangan antar muka.
d.       Coding.
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Dalam tahapan ini penulis merancang program dengan menggunakan coding berbasis PHP. Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk merancang web yang berfungsi sebagai penyampaian informasi kepada user.
e.        Testing / Verification.
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Dalam tahapan ini sistem dinyatakan selesai dirancang, penulis dapat melakukan pengetesan terhadap sistem yang telah dibuat menggunakan tool dreamweaver dan mozilla untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai dengan keinginan atau tidak.
f.        Maintenance.
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Setelah proses pengetesan sistem telah dibuat, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan. Dalam tahap pemeliharaan, akana ada tahap perbaikan apabila sewaktu-waktu terjadi kegagalan sistem dan jika ada peningkatan sistem sebagai kebutuhan yang baru.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Analisis Sistem Berjalan
  Berdasarkan hasil analisis dari penelitian di lapangan yang dilakukan penulis di BPBD Kabupaten Sitaro untuk system offline dilihat pada gambar 2.
a)       Petugas Lapangan
Petugas lapangan berfungsi untuk melaksanakan operasi penelitian dilapangan berupa pengumpulan data-data yang diperlukan untuk memenuhi informasi yang rawan bencana.


Gambar 2 Flowmap system yang sedang berjalan

b)       Petugas Admin
Mengumpulkan, menginventarisir sumberdaya (personil, peralatan, dan dana) yang ada di masing-masing instansi, mengevaluasi, menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana operasi tanggap darurat.
c)       Ketua Pelaksana
Bertugas melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanak minimal satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya.

B.      Analisis Dokumen
a)       Analisis Dokumen Masukan
Dokumen masukan merupakan dokumen yang akan diproses oleh suatu system yang biasanya dilakukan oleh entitas luar system, dalam hal ini analisis dokumen mencatan dokumen masukannya yaitu beripa dokumen mencatata data bencana, dimana petugas lapangan yang bertugas memegang dokumen ini.
b)       Analisis Dokumen Proses
Dokumen proses merupakan dokumen yang terbentuk setelah adanya dokumen masukan. Di dalam sistem informasi geografis daerah rawan bencama di Kabupaten Sitaro yang menjadi dokumen proses adalah data bencana, rekap data bencana.
c)       Analisis Dokumen Keluaran
Sebagai dokumen keluaran dalam system informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro adalah rekap data bencana yang diolah menjadi informasi berupa laporan-laporan yang dibutuhkan oleh sistem.
d)       Analisis Aliran Data dan Informasi
Sistem Informasi Geografis daerah rawan bencana di BPBD Kabupaten Sitaro saat ini masih belum maksimal karena masih terbatas menggunakan peta tematik. Oleh karena itu Penulis mengusulkan untuk menambah system baru dengan menggunakan proses konversi peta tematik ke peta digital, dimana nantinya akan memperluas informasi tentang daerah rawan bencana di BPBD Kabupaten Sitaro.

C.      Evaluasi Sistem Sedang Berjalan
a)       Kekuatan Sistem (Strenght)
Dengan media online, informasi data bencana dapat dibaca dan dilihat oleh berbagai kalangan secara berulang-ulang dan cepat dalam tersampainya informasi. Dengan media website ini dapat menampilkan informasi tentang peta daerah bencana longsor secara detail.
b)       Kelemahan Sistem (Weakness)
Koneksi menjadi kelemahan pada sistem karena tanpa adanya koneksi internet maka para masyarakat dan dinas-dinas terkait tidak dapat mengakses informasi. Selain koneksi ada juga kelemahan pada sistem ini yaitu waktu yang di butuhkan untuk dapat
merespon peta ketika user merequest peta.
c)       Kesempatan Sistem (Opportunity)
Dengan informasi yang disajikan dimungkinkan menjadikan website ini sebagai media informasi yang bermanfaat sehingga Website ini banyak di kunjungi sebagai sumber informasi.
d)       Tantangan Sistem (Threat)
Dengan seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan akan bermunculan website serupa yang menyajikan informsi lebih lengkap

D.      Perancangan Sistem
a)       Use Case Diagram

Berikut ini adalah use case perancangan system Informasi Geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro terdapat pada gambar 3.
        Gambar 3 Use Case Diagram

b)       Class Diagram
Berikut adalah class diagram perancangan system informasi geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro yang diusulkan terdapat pada gambar 4

E.       Implementasi
a)       Halaman peta daearah rawan bencana
Berikut ini merupakan tampilan antar muka website peta daerah rawan bencana yang disajikan dalam layer roadmap sesuai dengan gambar 5.

Gambar 4 Class Diagram

b)       Halaman daftar daerah rawan bencana
berikut ini merupakan tampilan antar muka untuk menampilkan daftar daerah rawan bencana yang disajikan dalam bentuk table sesuai dengan gambar 6


                                      Gambar 5 Tampilan peta daerah rawan bencana



                                     Gambar 6 tampilan daftar daerah rawan bencana

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan dan implementasi system yang dilanjutkan dengan pengujian system, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a)       System informasi geografis untuk mengidentifikasi daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro berbasis web yang di bangun ini dapat membantu menengetahui daerah-daerah yang rawan bencana di Kabupaten Sitaro, khususnya untuk staf di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Sitaro, dan untuk masyarakat pada umunya.
b)       Membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengetahui daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro disertai dengan informasinya yang dapat di akses dengan web
c)       System informasi geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro berbasis web ini dapat menyediakan informasi yang di tampilkan melalui peta.

B.       Saran

1.        Perlunya refrensi serta bimbingan yang lebih spesifik dalam penulisan Tugas Akhir seperti ini.
2.       Pentingnya interaksi antara pembimbing dan mahasiswa.
3.       Masih banyak yang perlu di perbaiki.

KUTIPAN

[1.]                                Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis : konsep dasar (perspektif Geodesi dan Geomatika). Bandung : Informatika Bandung, 2009.
[2.]                                Pressman, R.S. Software Engineering : a practitioner’s approach, McGraw-Hill, 2010
[3.]                                Jogianto. H.M., Prof. Dr. MBA., Akt. Pengantar Perancangan Sistem. Yogyakarta : Andi, 2010.NN, Dasar teori Circuit Breaker (CB), Politeknik Negri Sriwijaya
[4.]                                Riyanto, Prinali EP, Hendi, Indelarko. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta : Gava Media, 2009.

Brando M. Bogar, lahir di Tahuna pada tanggal 10 Oktober 1997, penulis memulai pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado di Jurusan Teknik Elektro, dengan mengambil program studi Teknik informatika pada tahun 2015.

















Rabu, 25 April 2018

Tugas Proposal (Sistem Informasi Geografis peta daerah rawan bencana alam)

 

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang
Kabupaten Siau Tagulandang Biaro merupakan kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi utara yang ber-ibu kota Ondong. Berdasarkan letak geografis Kabupaten ini pada sisi utara berbatasan dengan Kabupaten Sangihe, sisi timur berbatasan dengan laut maluku, sisi barat berbatasan dengan laut Sulawesi, dan sisi selatan berbatasan dengan laut Sulawesi. Kabupaten ini mempunyai gunung api aktif yaitu gunung karangetang sehingga mempunyai tanah yang subur untuk bercocok tanam. Berdasarkan letak astronomis, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro terletak pada 020 4’13” – 020 52’47” LU dan  1250 9’28” – 1250 24’25” BT . Secara administrative, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro memiliki 10  kecamatan dan luas wilayah km.

I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalah yang akan di kaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana merancang system informasi geografis peta daerah rawan bencana alam berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
2.      Bagaimana merancang system informasi geografis yang bisa mengelolah data dan informasi mengenai bencana alam yang terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro

I.3. Batasan Masalah
1.      Aplikasi ini tidak membahas keamanan database dan keamanan jaringan
2.      Pemetaan daerah rawan bencana alam yang dibuat berdasarkan jumlah kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandan Biaro
3.      Data yang digunakan adalah data kejadian bencana alam di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
4.      Peta hanya menampilkan daerah rawan bencana alam berdasarkan data per-kecamatan
     
      I.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakan dan rumusan masalah yang dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Membuat system Informasi Geografis yang bisa menampilkan peta daerah rawan bencana alam berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
2.      Membuat system informasi geografis yang bisa mengelolah data dan informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro


1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai derah rawan bencana alam di kabupaten Siau Tagulandang Biaro
2.      Memudahkan pegawai instansi dalam mengelolah data dan informasi kejadian bencana alam di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro


I.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
·         Bab I             : Pendahuluan. Berisi latar belakang, perumusan masalah,                                         pembatasan masalah, tujuan, wa penulisan laporan dan                
·        Bab II           : Landasan teori berisi teori pendukung tugas akhir
·         Bab III         : Metodologi penelitian
·         Bab IV         : Pembahasan. Berisi pembahasan dari data yang dikumpulkan di                              lapangan,
·         Bab V           : Penutup. Berisi kesimpulan dan saran dari laporan.




BAB II
DASAR TEORI

2.1               Sistem Informasi
2.1.1        Pengertian Sistem
System adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemn yang dihubungkan Bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu ktujuan. System juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggerak yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
2.1.2        Pengertian Informasi
Informasi adalah pesanatau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari symbol atau maknya yang dapat ditafsirkan dari pesan. Informasi dapat direkam atau di transmisikan. Hal ini dapat di catat sebagai tanda-tanda atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi bias dikatakan sebagai penegtahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi.
2.2                Sistem Informasi Geografis
2.2.1        Pengertian Sistem Informasi Geografis
System informasi geografis adalah system informasi khusus yang mengelolah data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan) atau dalam arti yang lebih sempit, adalah system computer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya dalam database. Teknologi system informasi geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bias membantu perencanaan untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basa (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
2.2.2        Komponen Utama SIG
2.2.2.1  Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian-bagian dari system computer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras ISG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasional basis data dengan volume data yang besar secara cepat.
2.2.2.2  Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunka digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun data non spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponene software SIG adalah :
·         Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
·         Data Base Management System
·         Alat untuk menganalisa data-data
·         Alat untuk menampilkan data  dan hasil analisa
2.2.3        Bentuk dan Struktur Data pada SIG
2.2.3.1  Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terapat di permukaan bumi. Umumnya di representasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vector) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
2.2.3.2  Data Atribut
Data non-spasial adalah data berbentuk table dimana table tersebut berisi informasi-informasi yang dimiliki oleh objek dalam data spasila. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
2.3        Pengertian Bencana Alam
Bencana alam adalah peristirwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2.3.1        Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
2.3.2        Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.
2.3.3        Angin
Angin beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).
2.4        Geoserver
Geoserver merupakan aplikasi server yang berbasis pada java dan memungkinkan para pengguna dapat melihat dan melakukan editing data geospasial. Geoserver memungkinkan adanya fleksibilitas dalam pembuatan peta dan membagikan dalam pembuatan peta dan membagikan data geospasial yang dimiliki pengguna.
Geoserver menampilkan informasi spasial kepada dunia dengan mengimplementasikan standard pada Web Map Service (WMS), Geoserver dapat membuat peta dalam berbagai jenis format. Geoserver juga dapat mengaplikasikan pada Web Feature Services, dimana pengguna dapat membagi dan mengedit data yang terdapat pada peta di web.
Geoserver merupakan aplikasi bebas. Hal ini tertunya sangat berbeda dengan produk-produk SIG yang terdahulu telah ada, seperti misalnya, ArcGIS. Geoserver dapat menunjukkan data dari aplikasi pemetaan yang sudah seringkali di gunakan dan sudah tidak awan bagi masyarakat, yaitu seperti Google Maps, Google Earth, Yahoo Maps dan Microsoft Virtual Earth. Selain itu Geoserver juga dapat berinteraksi dan terdapat konek dengan aplikasi SIG lainnya yaitu ESRI ArchGIS.
Geoserver dapat membanca beragam format data, dari berkas di dalam media penyimpanan data hingga basis data di luar system. Berikut ini merupakan berkas dan sumber yang di dukung oleh Geoserver :
1.      Data vector yaitu Shapefile, java Propertis, GML, VPF, Pregeneralized Features.
2.      Data raster yaitu GeoTIFF, GTOPPO30, WorldImage, ImageMosaic, ArcGrid, GDAL Image Formats, Oracle Georaster, Postgis Raster, Imagepyramid, dan Image Mosaic JDBC.
3.      Basisdata yaitu PostGIS, H2, ArcSDE, DB2, MySQL, Oracle, Microsoft SQL Server, Teradata dan JNDI.
2.5        Android
Android adalah system operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat layer sentuh seperti smartphone dan computer tablet. Android awalnya di kembangkan oleh Android. Inc, dengan dukungan finansial dari ggole, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. System operasi ini dirilisa secara resmi pada tahun 2007 bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar perangkat seluler.
Antarmuka pengguna android umunya berupa manipulasi langsung, menggunakan gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan nyata, misalnya menggeser, mengetuk, dan mencubit untuk memanipulasi objek dilayar, serta papan ketik virtual untuk menulis teks.
Android adalah system operasi open source, dan google merilis kodenya di bawah lisensi Apache. Bersifat open source, maka memungkinkan perangkat lunak untuk di modifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Android dikembangkan secara pribadi oleh google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk di rilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai di ungkapkan kepada public. Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada pernakgat tertentu, biasanya pada seri nexus, ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar android bisa beroperasi
2.6        Pemrograman Android
2.6.1        Java
Java merupakan Bahasa pemrograman yang dapat di jalankan di berbagai computer termasuk telepon seluler. Bahasa ini dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis tahun 1995. Bahasa ini banyak mengadopsi sintak yang terdapat pada C dan C++ namun dengan sintak model objek yang lebih sederhana. Aplikasi berbasis java pada umumnya dikompilasi kedalam p-code (bytecode) dan dapat di jalankan pada berbagai berbagai Java Virtual Machine (JVM). Java merupakan Bahasa pemrograman yang bersifat umum/nonspesifik (general purpose), dan secara khusus didesain untuk memanfaatkan dependensi implementasi seminimal mungkin. Karena fungsionalitasnya yang memungkinkan aplikasi java mampu berjalan di berbagai platform system operasi yang berbeda, java dikenal pula dengan slogannya, “Tulis sekali, jalankan dimanapun”.
2.6.2        Javascript
Javascript adalah Bahasa pemrograman web yang berisfat Client Side Programming Language. Client Side Programming Language adalah tipe Bahasa pemrograman yang pemrosesannya dilakukan oleh client. Aplikasi client yang dimaksud merujuk kepada web browser seperti Google Chrome dan Mozila Firefox. Framework javascript yang digunakan untuk membuat aplikasi mobile adalah Ionic 2 dan React Native. Menggunakan salah satu framework ini akan memperbolehkan kita mempublikasi aplikasi yang berjalan di iOS dan Android dari salah satu sumber.
2.6.3        C#
C# (dibaca: C sharp) merupakan Bahasa pemrograman yang berorientasi objek yang dikemabngkan oleh Microsoft sebagai bagian dari inisiatif .NET Framework. Bahasa pemrograman ini dibuat berbasiskan Bahasa C++ yang telah dipengaruhi oleh aspek-aspek ataupun fitur Bahasa yang terdapat pada Bahasa-bhasa pemrograman lainnya seperti Java, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain) dengan beberapa penyerderhanaan. Menurut standar ECMA-334 C# Language Specification, nama C# terdiru atas huruf latin C yang di ikuti oleh tanda pagar yang digunakan memang bukan tanda kres dalam seni music, dan tanda pagar tersebut digunakan karena karakter kres dalam seni music tidak terdapat di dalam keyboard standar.
C# dibuat sebagai Bahasa perograman yang bersifat Bahasa pemrograman general-purpose, berorientasi objek, modern, dan sederhana. Juga mengembangkan komponen perangkat lunak yang mampu mengambil keuntungan dari lingkungan terdistribusi



2.7        Google Map Javascript V3 API
Google Maps API adalah library javascript yang mengintegrasikan dua bagian dari aplikasi atau dengan aplikasi yang berbeda secara bersamaan. Aplikasi yang berinteraksi dengan library harus mengikuti aturan yang di tentukan oleh API. Aturan ini memudahakn software developer untuk membuat aplikasi yang berkomunikasi dengan berbagai library mengikuti API yang sama.
2.8        Android Studio
Android studio adalah IDE pemrograman Android resmi dari google yang di kembangkan dari IntelliJ. Selain merupakan editor kode IntelliJ dan alat pengembang yang berdaya guna, android studio menawarkan fitur lebih banyak untuk meningkatkan produktivitas anda saat membuat aplikasi android.
2.9        Pemodelan Sistem
Model adalah representasi dari sebuah objek atau situasi actual dan juga merupakan penyerdehanaan dari suatu realitas yang kompleks. System adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipecah menjadi suatu komponen yang berdiri sendiri tanpa kehilangan sifat-sifat penting atau fungsinya.
Pemodelan system adalah bentuk penyerdehaan dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk memudahkan pemahaman dari informasi yang dibutuhkan















BAB III
Metode Penelitian

3.1        Waktu dan tempat Penelitian
Waktu penelitian dari tanggal 1 September 2018 sampai dengan maret 2019 dan lokasi penelitian di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro di Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan pada beberapa rumah penduduk di sekitaran lokasi bencana.

3.2        Alat dan bahan
Perangkat keras dan perangkat lunak yang dipakai di penelitian ini adalah sebagai berikut :

No
Alat/Bahan/Spesifikasi
Jumlah
Keterangan
1
Laptop dengan Processor i3-54210, RAM 12gb ddr3
1
-
2
PHP 7
1
Untuk merancang antar-muka aplikasi
3
MySQL versi 5.5.310
1
Untuk membuat database
4
Xampp versi 7.25
1
Untuk mengaktifkan web server dan juga database
5
Quantum GIS
1
Untuk mengelola database spasial
6
Geoserver
1
Interface untuk mengelola database spasial
7
Google Maps API v3 Javascript
1
Untuk mengintegrasikan peta dan aplikasi
                                              Tabel 3.1 Alat dan bahan

3.3        Studi Literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber referensi atau teori yang berkaitan dengan MySQL, PHP, Qgis, Geoserver, Google Maps API, dan metode Waterfall.





























BAB IV
Jadwal Penelitian


No.

Jenis Kegiatan
Bulan Pelaksanaan kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1.        
Pengumpulan  data,  identifikasi masalah dan kebutuhan












2.        
Perencanaan awal proyek












3.        
Penulisan proposal penelitian












4.        
Analisa data dan interpretasi data












5.        
Analisis persyaratan












6.        
Desain workshop












7.        
Konstruksi Sistem












8.        
Pengujian dan Evaluasi Sistem












9.        
Perbaikan error yang ditemukan dibagian pengujian












10.    
Pembuatan User Manual dan Instalation Manual












11.    
Delivery product dan instalasi












12.    
Penyusunan laporan akhir












13.    
Seminar Hasil Penelitian























Daftar Pustaka

[1]  Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

[2] Wikipedia (12 Februari 2017). Kabupaten Siau Tagulandang Biaro. Available at : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Siau_Tagulandang_Biaro

[3] Wikipedia (5 Juni 2018). C sharp. Available at : https://id.wikipedia.org/wiki/C_sharp

[4] Android Developers (25 April 2018). Mengenal Android Studio. Available at : https://developer.android.com/studio/intro/