Senin, 04 Juni 2018

Tugas Jurnal


Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Siau Tagulandang Biaro berbasis Android


Brando Margendy Bogar
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,
Email: brandobogar@gmail.com



Abstract Siau Tagulandang Biaro regency is one of the districts that based on geographical location has active volcano and with high rainfall often lead to landslides. To reduce the impact of natural disaster,  we need a system that can determine the area including the frequent of natural disaster. With this system is hopely can take the action of natural disaster prevention that will happen. This  Geographic Information System was built using java programming languages, javascript and QGis as map processing software, geoserver, googlemaps API.

Keywords: GIS, Natural Disaster, Disaster-prone Map,.

AbstrakKabupaten Siau Tagulandan Biaro adalah salah satu kabupaten yang berdasarkan letak geografisnya memiliki gunung berapi aktif dan dengan curah hujan yang tinggi sering mengakibatkan tanah longsor. untuk membantu meminimalisir dampak dari bencana alam, maka di buatlah sebuah sistem yang menentukan daerah yang termasuk daerah yang sering terjadi bencana alam. dengan menerapkan sistem ini diharapkan mampu membantu untuk melakukan tindakan pencegahan bencana alam yang akan terjadi. sistem pemetaan daerah rawan bencana ini di bangun menggunakan bahasa pemrograman java, javascript dan QGis sebagai perangkat lunak pengelolah peta, geoserver, googlemaps API.

Kata kunci: SIG, Bencana Alam, Peta Rawan Bencana

 

 

 

I. PENDAHULUAN

Teknologi informasi merupakan bagian dari kebutuhan dalam memberian suatu informasi yang dibutuhkan oleh pengguna baik untuk menyimpan, mengelola dan menganalisi serta memanggil data. Agar data yang dibutuhkan tersebut menjadi lebih efektif dan lebih efisien, salah satunya pemanfaatn dalam system informasi geografis. SIG adalah suatu system berbasis computer untuk menangkap, menyimpan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, dan menampilkan data dengan peta digital. Pada penelitian ini, penulis akan memanfaatkan teknologi SIG untuk data daerah rawan bencana
Keberadaan suatu wilayah tidak bisa terlepas dari adanya potensi bencana alam sehingga harus siap pula untuk menghadapi bencana tersebut. Indonesia memiliki kondisi alam yang tergolong rawan terhadap bencana-bencana seperti gempa, tsunami, dan longsor.
Bencana yang terjadi di Kabupaten Sitaro sering menimbulkan permasalahan yang kompleks juga dalam hal ini penyampaian informasi yang dilakukan BPBD Kabupaten Sitaro masih menggunakan berupa peta tematik saja, sehingga masyarakat kurang mengetahui titik mana saja yang rawan terhadap bencana longsor secara lebih detail. Disamping itu juga diperlukan penataan dan perencanaan yang matang dan terpadu agar proses penyelenggaraan penanggulanan bencana dapat berjalan dengan sistematis dan terkoordinasi sehingga dapat memberikan perlindungan pada masyarakat Kabupaten Sitaro.
Dengan berkembangan teknologi internet dan popularitas penggunaan smartphone, maka sangat memungkinkan untuk menggabungkan teknologi internet, system informasi geografis dan smartphone, yang kemudian membentuk teknologi system informasi geografis yang bias di akses lewat smartphone. Adapun tujuan dari dibuatnya system ini adalah sebagai berikut :
a.        Membuat system informasi geografis yang bias menampilkan peta daerah rawan bencana alam berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Sitaro
b.       
Membuat system informasi geografis yang bisa mengelolah data dan informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro

A.      Sistem Informasi Geografis
System informasi geografis adalah system informasi khusus yang mengelolah data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan) atau dalam arti yang lebih sempit, adalah system computer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya dalam database. Teknologi system informasi geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bias membantu perencanaan untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basa (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

B.      Bencana Alam
Bencana alam adalah peristirwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meotde waterfall yaitu memecah sebuah proyek berdasarkan aktifitas, untuk membuat perangkat lunak, terlebih dahulu harus melakukan kegiatan tertentu, yaitu rekayasa system, analisis system, desain system, pengkodean (Coding), pengujian dan pemeliharaan (maintenance). Aktifitas yang terdapat di dalam metode waterfall terdapat pada  gambar 1 :

                Gambar 1 Metode Waterfall
a.        System / Information Engineering and Modeling.
Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Dalam tahapan ini pennulisi menganalisis kebutuhan dari semua elemen sistem dan menganalisa keinginan user, meliputi input, proses hingga output, waktu pengerjaan, ukuran dan jumlah data yang ditangani dengan melakukan wawancara kepada ketua pelaksana untuk mendapatkan data yang akurat.
b.       Software Requirements Analysis.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Dalam penelitian ini penulis menganalisa dari data yang ada serta mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibangun yang menunjang dalam pengembangan sistem informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro. Adapun analisa ini menggunakan flowmap sistem yang berjalan.
c.        Design.
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Dalam pengembangan sistem informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro ini penulis menggunakan tool Use Case, Activity Diagram, Sequence Diagram, rancangan database dan file, rancangan data dan rancangan antar muka.
d.       Coding.
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Dalam tahapan ini penulis merancang program dengan menggunakan coding berbasis PHP. Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk merancang web yang berfungsi sebagai penyampaian informasi kepada user.
e.        Testing / Verification.
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Dalam tahapan ini sistem dinyatakan selesai dirancang, penulis dapat melakukan pengetesan terhadap sistem yang telah dibuat menggunakan tool dreamweaver dan mozilla untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai dengan keinginan atau tidak.
f.        Maintenance.
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Setelah proses pengetesan sistem telah dibuat, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan. Dalam tahap pemeliharaan, akana ada tahap perbaikan apabila sewaktu-waktu terjadi kegagalan sistem dan jika ada peningkatan sistem sebagai kebutuhan yang baru.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Analisis Sistem Berjalan
  Berdasarkan hasil analisis dari penelitian di lapangan yang dilakukan penulis di BPBD Kabupaten Sitaro untuk system offline dilihat pada gambar 2.
a)       Petugas Lapangan
Petugas lapangan berfungsi untuk melaksanakan operasi penelitian dilapangan berupa pengumpulan data-data yang diperlukan untuk memenuhi informasi yang rawan bencana.


Gambar 2 Flowmap system yang sedang berjalan

b)       Petugas Admin
Mengumpulkan, menginventarisir sumberdaya (personil, peralatan, dan dana) yang ada di masing-masing instansi, mengevaluasi, menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana operasi tanggap darurat.
c)       Ketua Pelaksana
Bertugas melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanak minimal satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya.

B.      Analisis Dokumen
a)       Analisis Dokumen Masukan
Dokumen masukan merupakan dokumen yang akan diproses oleh suatu system yang biasanya dilakukan oleh entitas luar system, dalam hal ini analisis dokumen mencatan dokumen masukannya yaitu beripa dokumen mencatata data bencana, dimana petugas lapangan yang bertugas memegang dokumen ini.
b)       Analisis Dokumen Proses
Dokumen proses merupakan dokumen yang terbentuk setelah adanya dokumen masukan. Di dalam sistem informasi geografis daerah rawan bencama di Kabupaten Sitaro yang menjadi dokumen proses adalah data bencana, rekap data bencana.
c)       Analisis Dokumen Keluaran
Sebagai dokumen keluaran dalam system informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro adalah rekap data bencana yang diolah menjadi informasi berupa laporan-laporan yang dibutuhkan oleh sistem.
d)       Analisis Aliran Data dan Informasi
Sistem Informasi Geografis daerah rawan bencana di BPBD Kabupaten Sitaro saat ini masih belum maksimal karena masih terbatas menggunakan peta tematik. Oleh karena itu Penulis mengusulkan untuk menambah system baru dengan menggunakan proses konversi peta tematik ke peta digital, dimana nantinya akan memperluas informasi tentang daerah rawan bencana di BPBD Kabupaten Sitaro.

C.      Evaluasi Sistem Sedang Berjalan
a)       Kekuatan Sistem (Strenght)
Dengan media online, informasi data bencana dapat dibaca dan dilihat oleh berbagai kalangan secara berulang-ulang dan cepat dalam tersampainya informasi. Dengan media website ini dapat menampilkan informasi tentang peta daerah bencana longsor secara detail.
b)       Kelemahan Sistem (Weakness)
Koneksi menjadi kelemahan pada sistem karena tanpa adanya koneksi internet maka para masyarakat dan dinas-dinas terkait tidak dapat mengakses informasi. Selain koneksi ada juga kelemahan pada sistem ini yaitu waktu yang di butuhkan untuk dapat
merespon peta ketika user merequest peta.
c)       Kesempatan Sistem (Opportunity)
Dengan informasi yang disajikan dimungkinkan menjadikan website ini sebagai media informasi yang bermanfaat sehingga Website ini banyak di kunjungi sebagai sumber informasi.
d)       Tantangan Sistem (Threat)
Dengan seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan akan bermunculan website serupa yang menyajikan informsi lebih lengkap

D.      Perancangan Sistem
a)       Use Case Diagram

Berikut ini adalah use case perancangan system Informasi Geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro terdapat pada gambar 3.
        Gambar 3 Use Case Diagram

b)       Class Diagram
Berikut adalah class diagram perancangan system informasi geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro yang diusulkan terdapat pada gambar 4

E.       Implementasi
a)       Halaman peta daearah rawan bencana
Berikut ini merupakan tampilan antar muka website peta daerah rawan bencana yang disajikan dalam layer roadmap sesuai dengan gambar 5.

Gambar 4 Class Diagram

b)       Halaman daftar daerah rawan bencana
berikut ini merupakan tampilan antar muka untuk menampilkan daftar daerah rawan bencana yang disajikan dalam bentuk table sesuai dengan gambar 6


                                      Gambar 5 Tampilan peta daerah rawan bencana



                                     Gambar 6 tampilan daftar daerah rawan bencana

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan dan implementasi system yang dilanjutkan dengan pengujian system, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a)       System informasi geografis untuk mengidentifikasi daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro berbasis web yang di bangun ini dapat membantu menengetahui daerah-daerah yang rawan bencana di Kabupaten Sitaro, khususnya untuk staf di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Sitaro, dan untuk masyarakat pada umunya.
b)       Membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengetahui daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro disertai dengan informasinya yang dapat di akses dengan web
c)       System informasi geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro berbasis web ini dapat menyediakan informasi yang di tampilkan melalui peta.

B.       Saran

1.        Perlunya refrensi serta bimbingan yang lebih spesifik dalam penulisan Tugas Akhir seperti ini.
2.       Pentingnya interaksi antara pembimbing dan mahasiswa.
3.       Masih banyak yang perlu di perbaiki.

KUTIPAN

[1.]                                Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis : konsep dasar (perspektif Geodesi dan Geomatika). Bandung : Informatika Bandung, 2009.
[2.]                                Pressman, R.S. Software Engineering : a practitioner’s approach, McGraw-Hill, 2010
[3.]                                Jogianto. H.M., Prof. Dr. MBA., Akt. Pengantar Perancangan Sistem. Yogyakarta : Andi, 2010.NN, Dasar teori Circuit Breaker (CB), Politeknik Negri Sriwijaya
[4.]                                Riyanto, Prinali EP, Hendi, Indelarko. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta : Gava Media, 2009.

Brando M. Bogar, lahir di Tahuna pada tanggal 10 Oktober 1997, penulis memulai pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado di Jurusan Teknik Elektro, dengan mengambil program studi Teknik informatika pada tahun 2015.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar