Sistem
Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Siau Tagulandang
Biaro berbasis Android
|
Brando Margendy Bogar
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,
Email: brandobogar@gmail.com
|
Abstract— Siau
Tagulandang Biaro regency is one of the districts that based on geographical
location has active volcano and with high rainfall often lead to landslides. To
reduce the impact of natural disaster,
we need a system that can determine the area including the frequent of
natural disaster. With this system is hopely can take the action of natural
disaster prevention that will happen. This Geographic Information System was built using
java programming languages, javascript and QGis as map processing software,
geoserver, googlemaps API.
Keywords: GIS, Natural Disaster, Disaster-prone
Map,.
Abstrak—Kabupaten Siau Tagulandan
Biaro adalah salah satu kabupaten yang berdasarkan letak geografisnya memiliki
gunung berapi aktif dan dengan curah hujan yang tinggi sering mengakibatkan
tanah longsor. untuk membantu meminimalisir dampak dari bencana alam, maka di
buatlah sebuah sistem yang menentukan daerah yang termasuk daerah yang sering
terjadi bencana alam. dengan menerapkan sistem ini diharapkan mampu membantu
untuk melakukan tindakan pencegahan bencana alam yang akan terjadi. sistem
pemetaan daerah rawan bencana ini di bangun menggunakan bahasa pemrograman
java, javascript dan QGis sebagai perangkat lunak pengelolah peta, geoserver,
googlemaps API.
Kata kunci: SIG, Bencana Alam, Peta Rawan
Bencana
I. PENDAHULUAN
Teknologi informasi merupakan bagian dari kebutuhan
dalam memberian suatu informasi yang dibutuhkan oleh pengguna baik untuk
menyimpan, mengelola dan menganalisi serta memanggil data. Agar data yang
dibutuhkan tersebut menjadi lebih efektif dan lebih efisien, salah satunya
pemanfaatn dalam system informasi geografis. SIG adalah suatu system berbasis
computer untuk menangkap, menyimpan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
dan menampilkan data dengan peta digital. Pada penelitian ini, penulis akan
memanfaatkan teknologi SIG untuk data daerah rawan bencana
Keberadaan suatu wilayah tidak bisa terlepas dari
adanya potensi bencana alam sehingga harus siap pula untuk menghadapi bencana
tersebut. Indonesia memiliki kondisi alam yang tergolong rawan terhadap
bencana-bencana seperti gempa, tsunami, dan longsor.
Bencana yang terjadi di Kabupaten Sitaro sering menimbulkan
permasalahan yang kompleks juga dalam hal ini penyampaian informasi yang
dilakukan BPBD Kabupaten Sitaro masih menggunakan berupa peta tematik saja,
sehingga masyarakat kurang mengetahui titik mana saja yang rawan terhadap
bencana longsor secara lebih detail. Disamping itu juga diperlukan penataan dan
perencanaan yang matang dan terpadu agar proses penyelenggaraan penanggulanan
bencana dapat berjalan dengan sistematis dan terkoordinasi sehingga dapat
memberikan perlindungan pada masyarakat Kabupaten Sitaro.
Dengan berkembangan teknologi internet dan popularitas
penggunaan smartphone, maka sangat memungkinkan untuk menggabungkan teknologi
internet, system informasi geografis dan smartphone, yang kemudian membentuk
teknologi system informasi geografis yang bias di akses lewat smartphone. Adapun
tujuan dari dibuatnya system ini adalah sebagai berikut :
a.
Membuat system informasi geografis yang bias menampilkan
peta daerah rawan bencana alam berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Sitaro
b.
Membuat system informasi geografis yang bisa mengelolah data dan informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
Membuat system informasi geografis yang bisa mengelolah data dan informasi mengenai kejadian bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
A. Sistem Informasi Geografis
System informasi geografis adalah system informasi
khusus yang mengelolah data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan) atau dalam arti yang lebih sempit, adalah system computer yang
memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelolah dan menampilkan
informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya dalam database. Teknologi system informasi geografis dapat digunakan
untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,
kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bias membantu perencanaan untuk
secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau
SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basa (wetlands) yang membutuhkan perlindungan
dari polusi.
B. Bencana Alam
Bencana alam adalah peristirwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
meotde waterfall yaitu memecah sebuah proyek berdasarkan aktifitas, untuk
membuat perangkat lunak, terlebih dahulu harus melakukan kegiatan tertentu, yaitu
rekayasa system, analisis system, desain system, pengkodean (Coding), pengujian
dan pemeliharaan (maintenance). Aktifitas yang terdapat di dalam metode
waterfall terdapat pada gambar 1 :
Gambar 1 Metode Waterfall
a.
System
/ Information Engineering and Modeling.
Permodelan ini diawali dengan
mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam
bentuk software. Dalam tahapan ini pennulisi menganalisis kebutuhan dari semua
elemen sistem dan menganalisa keinginan user, meliputi input, proses hingga
output, waktu pengerjaan, ukuran dan jumlah data yang ditangani dengan
melakukan wawancara kepada ketua pelaksana untuk mendapatkan data yang akurat.
b.
Software
Requirements Analysis.
Proses
pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Dalam
penelitian ini penulis menganalisa dari data yang ada serta mengumpulkan
kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibangun yang menunjang dalam pengembangan
sistem informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro. Adapun analisa
ini menggunakan flowmap sistem yang berjalan.
c.
Design.
Proses ini
digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke
dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Dalam pengembangan
sistem informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro ini penulis
menggunakan tool Use Case, Activity Diagram, Sequence Diagram, rancangan
database dan file, rancangan data dan rancangan antar muka.
d.
Coding.
Untuk dapat
dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus
diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke
dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Dalam tahapan ini penulis
merancang program dengan menggunakan coding berbasis PHP. Bahasa pemrograman
PHP digunakan untuk merancang web yang berfungsi sebagai penyampaian informasi
kepada user.
e.
Testing
/ Verification.
Sesuatu yang dibuat haruslah
diujicobakan. Demikian juga dengan software. Dalam tahapan ini sistem
dinyatakan selesai dirancang, penulis dapat melakukan pengetesan terhadap
sistem yang telah dibuat menggunakan tool dreamweaver dan mozilla untuk
mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai dengan keinginan atau tidak.
f.
Maintenance.
Pemeliharaan
suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena
software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Setelah proses
pengetesan sistem telah dibuat, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
pemeliharaan. Dalam tahap pemeliharaan, akana ada tahap perbaikan apabila
sewaktu-waktu terjadi kegagalan sistem dan jika ada peningkatan sistem sebagai
kebutuhan yang baru.
III. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Sistem Berjalan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian di
lapangan yang dilakukan penulis di BPBD Kabupaten Sitaro untuk system offline
dilihat pada gambar 2.
a)
Petugas
Lapangan
Petugas lapangan
berfungsi untuk melaksanakan operasi penelitian dilapangan berupa pengumpulan data-data
yang diperlukan untuk memenuhi informasi yang rawan bencana.
Gambar 2 Flowmap system yang sedang berjalan
b)
Petugas
Admin
Mengumpulkan,
menginventarisir sumberdaya (personil, peralatan, dan dana) yang ada di
masing-masing instansi, mengevaluasi, menganalisis data dan informasi yang
berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen
rencana operasi tanggap darurat.
c)
Ketua
Pelaksana
Bertugas melaksanakan
evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanak minimal satu kali dalam
sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya.
B.
Analisis
Dokumen
a)
Analisis
Dokumen Masukan
Dokumen masukan
merupakan dokumen yang akan diproses oleh suatu system yang biasanya dilakukan
oleh entitas luar system, dalam hal ini analisis dokumen mencatan dokumen
masukannya yaitu beripa dokumen mencatata data bencana, dimana petugas lapangan
yang bertugas memegang dokumen ini.
b)
Analisis
Dokumen Proses
Dokumen proses
merupakan dokumen yang terbentuk setelah adanya dokumen masukan. Di dalam sistem
informasi geografis daerah rawan bencama di Kabupaten Sitaro yang menjadi
dokumen proses adalah data bencana, rekap data bencana.
c)
Analisis
Dokumen Keluaran
Sebagai
dokumen keluaran dalam system informasi geografis rawan bencana di Kabupaten Sitaro
adalah rekap data bencana yang diolah menjadi informasi berupa laporan-laporan
yang dibutuhkan oleh sistem.
d)
Analisis
Aliran Data dan Informasi
Sistem
Informasi Geografis daerah rawan bencana di BPBD Kabupaten Sitaro saat ini
masih belum maksimal karena masih terbatas menggunakan peta tematik. Oleh
karena itu Penulis mengusulkan untuk menambah system baru dengan menggunakan
proses konversi peta tematik ke peta digital, dimana nantinya akan memperluas
informasi tentang daerah rawan bencana di BPBD Kabupaten Sitaro.
C.
Evaluasi
Sistem Sedang Berjalan
a)
Kekuatan
Sistem (Strenght)
Dengan
media online, informasi data bencana dapat dibaca dan dilihat oleh berbagai
kalangan secara berulang-ulang dan cepat dalam tersampainya informasi. Dengan
media website ini dapat menampilkan informasi tentang peta daerah bencana
longsor secara detail.
b)
Kelemahan
Sistem (Weakness)
Koneksi
menjadi kelemahan pada sistem karena tanpa adanya koneksi internet maka para
masyarakat dan dinas-dinas terkait tidak dapat mengakses informasi. Selain
koneksi ada juga kelemahan pada sistem ini yaitu waktu yang di butuhkan untuk
dapat
merespon peta ketika user merequest peta.
merespon peta ketika user merequest peta.
c)
Kesempatan
Sistem (Opportunity)
Dengan
informasi yang disajikan dimungkinkan menjadikan website ini sebagai media
informasi yang bermanfaat sehingga Website ini banyak di kunjungi sebagai
sumber informasi.
d)
Tantangan
Sistem (Threat)
Dengan seiring
berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan akan bermunculan website serupa
yang menyajikan informsi lebih lengkap
D.
Perancangan
Sistem
a)
Use
Case Diagram
Berikut ini adalah use case perancangan system Informasi Geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro terdapat pada gambar 3.
Gambar
3 Use Case Diagram
b)
Class
Diagram
Berikut adalah class diagram
perancangan system informasi geografis daerah rawan bencana di Kabupaten Sitaro
yang diusulkan terdapat pada gambar 4
E.
Implementasi
a)
Halaman
peta daearah rawan bencana
Berikut ini
merupakan tampilan antar muka website peta daerah rawan bencana yang disajikan
dalam layer roadmap sesuai dengan gambar 5.
Gambar
4 Class Diagram
b)
Halaman
daftar daerah rawan bencana
berikut ini
merupakan tampilan antar muka untuk menampilkan daftar daerah rawan bencana
yang disajikan dalam bentuk table sesuai dengan gambar 6
Gambar 6 tampilan daftar daerah rawan bencana
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis,
perancangan dan implementasi system yang dilanjutkan dengan pengujian system,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a)
System
informasi geografis untuk mengidentifikasi daerah rawan bencana di Kabupaten
Sitaro berbasis web yang di bangun ini dapat membantu menengetahui
daerah-daerah yang rawan bencana di Kabupaten Sitaro, khususnya untuk staf di lingkungan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Sitaro, dan untuk masyarakat
pada umunya.
b)
Membantu
dan memudahkan masyarakat dalam mengetahui daerah rawan bencana di Kabupaten
Sitaro disertai dengan informasinya yang dapat di akses dengan web
c) System informasi geografis daerah
rawan bencana di Kabupaten Sitaro berbasis web ini dapat menyediakan informasi
yang di tampilkan melalui peta.
B. Saran
1.
Perlunya refrensi serta bimbingan yang lebih
spesifik dalam penulisan Tugas Akhir seperti ini.
2.
Pentingnya
interaksi antara pembimbing dan mahasiswa.
3.
Masih
banyak yang perlu di perbaiki.
KUTIPAN
[1.]
Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis : konsep dasar (perspektif Geodesi dan
Geomatika). Bandung : Informatika Bandung, 2009.
[2.]
Pressman, R.S. Software Engineering : a
practitioner’s approach, McGraw-Hill, 2010
[3.]
Jogianto. H.M., Prof. Dr. MBA., Akt.
Pengantar Perancangan Sistem. Yogyakarta : Andi, 2010.NN, Dasar teori Circuit Breaker (CB), Politeknik Negri Sriwijaya
[4.]
Riyanto,
Prinali EP, Hendi, Indelarko. Pengembangan
Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta : Gava
Media, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar